Pada dasarnya, warga tradisional merupakan warga yg lebih poly dikuasai sang norma-istiadat yg usang & nilai & kebiasaan yg berlaku. Penduduk dalam warga ini umumnya mempunyai mata pencaharian primer dalam sektor bercocok tanam, perikanan, atau peternakan. Sedangkan warga teranyar ialah warga yg perekonomiannya sinkron pasar secara luas, spesialisasi dalam bidang industri, & pemakaian teknologi sophisticated.
Di bawah ini faktor-faktor yg membedakan antara warga tradisional bareng warga teranyar, yaitu :
Wilayah
Lumrahnya warga teranyar tinggal secara menatap dalam suatu daerah kawasan tinggal yg terletak dalam daerah perkotaan. Sebaliknya warga tradisional lebih bahagia hayati dalam lingkungan pedesaan. Beberapa warga ini pun terbiasa buat hayati secara berpindah-pindah berdasarkan suatu daerah ke daerah lainnya. Di Indonesia sendiri masih masih muncul warga yg hidupnya nomaden dalam pedalaman.
Bahasa
Di dalam kesehariannya, warga teranyar terbiasa berbicara bareng memakai bahasa bunda atau bahasa resmi suatu negara. Tidak sedikit juga sebagian berdasarkan warga tadi yg menguasai bahasa asing. Berbeda halnya bareng warga tradisional, mereka lebih menunjuk berkomunikasi secara ekspresi memakai satu bahasa yakni bahasa daerah atau bahasa suku.
Bangunan
Masyarakat tradisional mempunyai tempat tinggal yg mempunyai arsitektur yg tidak selaras bareng tempat tinggal berdasarkan warga tradisional lainnya. Pembangunan tempat tinggal-tempat tinggal tadi juga mempunyai pakem atau anggaran dasar yg wajib dipenuhi. Sebagai model, suku jawa mempunyai tempat tinggal joglo yg bentuknya tidak selaras bareng tempat tinggal gadang, tempat tinggal panjang, atau tempat tinggal limas. Sementara itu, warga teranyar mempunyai tempat tinggal bareng bangunan yg fleksibel & nir mempunyai anggaran spesifik.
Peralatan
Alat-indera tempat tinggal tangga yg digunakan sang warga teranyar umumnya sudah dilengkapi bareng teknologi sophisticated. Hal ini membentuk kinerja berdasarkan alat-alat tadi jauh lebih baik. Di sisi lain, warga tradisional masih mengandalkan alat-alat yg bersifat manual. Misalnya dalam membersihkan lantai tempat tinggal, warga tradisional memakai sapu & warga teranyar memakai vacuum cleaner.
Budaya
Masyarakat tradisional masih memegang teguh kebudayaan yg diwariskan sang para leluhurnya. Mereka cenderung bersikap skeptis atau anti terhadap kebudayaan yg berasal berdasarkan luar daerah. Hal ini tidak selaras bareng warga teranyar yg lebih terbuka terhadap kebudayaan yg berasal berdasarkan luar daerah bahkan luar negeri. Mereka akan memilah-milah kebudayaan tadi sebelum sungguh menerimanya. Sisi positif berdasarkan suatu kebudayaan akan diambil, akan tetapi sisi negatifnya bakal tertentu disingkirkan.
Sosial
Sudah menjadi misteri awam bila seseorang yg tinggal dalam lingkungan yg termasuk dalam warga teranyar cenderung akan bersifat individualis. Mereka cenderung nir akan peduli bareng siapa pun orang dalam sekitarnya selagi orang-orang tadi nir menyebabkan imbas yg merugikan baginya. Meskipun begitu warga teranyar pun getol membantu, namun mengetahui bareng sahih siapa sosok yg tengah dibantunya itu. Berbeda jauh bareng kehidupan sosial dalam warga tradisional yg penuh bareng saling pengertian, memahami-menahu, & gotong-royong.
Makanan
Masyarakat tradisional umumnya mengonsumsi masakan yg poly masih muncul dalam lingkungan sekitarnya. Sebagai model, warga dalam Papua menyebabkan sagu menjadi masakan pokok lantaran pohon sagu poly tumbuh dalam Tanah Papua. Berlainan bareng masakan yg acapkali dikonsumsi sang warga teranyar, mereka umumnya mempunyai pilihan bahan masakan yg lebih bervariasi. Termasuk galat satunya masakan impor yg didatangkan tertentu berdasarkan luar negeri.
Alat Transportasi
Untuk sanggup berpindah-pindah berdasarkan suatu kawasan ke kawasan lainnya, warga tradisional umumnya menunjuk berjalan kaki atau menunggangi hewan. Selain lantaran warga tadi belum menguasai indera transportasi sophisticated, nir adanya infrastruktur jalan yg memadai juga menjadi alasan utamanya. Sedangkan warga teranyar sudah terbiasa memakai tunggangan bermotor buat perjalanan ke suatu daerah sebagai akibatnya saat tempuhnya pun menjadi jauh lebih singkat.
Advertisement